Muhasabah Hari Ini

Air mataku berderai ketika pembicara dari KNRP menceritakan kondisi terkini saudara-saudariku di sana, Palestina. Tentang keadaan mereka yang bertahan dalam perih getir penyerangan yang tidak manusiawi dari tentara-tentara zionis israel. Tentang teriakan para ibu yang bertanya, “kemana kalian wahai umat muslimin?”, ketika tangan-tangan kasar itu mendorong tubuh rentanya menjauh dari Al Aqsa.

Air mataku berderai, ketika mendengar uraian sejarah tentang begaimana sebenarnya latar belakangan konflik kemanusiaan ini bermula. Dari sebuah kebaikan tyuan rumah yang memuliakan tamunya, namun adab tak bersarang pada jiwa-jiwa mereka para yahudi yang dengan pongahnya merebut tanah kelahiran Nabi dari umatnya. Mereka yang datang menumpang, mencoba mengusir pemilik rumah sebenarnya. Dengan cara yang bukan lagi beradab, justru sering kali keji nan menyayat.



Air mataku berderai, ketika melihat tubuh-tubuh berdarah itu di papah, digotong royong oleh saudaranya yang beruntung tak terkena tembakan timah atau gas air mata. Mencari tempat yang lebih aman untuk merawat luka-luka jasad mereka. Namun, luka hati ini kemana kan dicari penawarnya?

Tentang kebahagiaan mereka yang direbut paksa manusia yang bukan manusia

Tentang keutuhan keluarga yang menyisakan pilu sebab ayah, ibu, kakak, atau adik mereka meregang nyawa sebab kekejaman yang tak tahu kapan sirnanya

Tentang keteguhan wanitanya menjaga diri dengan tetap berkerudung meski dalam bilik mereka yang gelap. Khawatir, jikalau mereka mati dalam keadaan tak menutup aurat

Air mataku semakin berderai, ketika melihat wajah-wajah polos tanpa dosa anak-anak Palestina itu berkumpul dalam camp-camp pengungsian, bermain bersama melupakan sejenak kesedihan mereka yang ditinggal syahid sang ayah, atau menjadi piatu sebab ibu mereka tak lagi ada

Ya Robbi...

Apalah aku dibanding mereka. Yang tiap malam tak tidur nyenyak karena dihantui ledakan-ledakan bom yang bisa jadi menuju kamar-kamar rumah mereka. Tapi mereka tetap bisa tegar menghadapinya.

Apalah aku dibanding mereka. Yang tiap siangnya bertemankan lantunan suci ayat-ayat cintamu untuk dibaca, dihafalkan, dan disyiarkan dalam aktivitas jasadiyah tanda pengamalan sempurna atas agama ini

Apalah aku dibanding ibu-ibu mereka, yang berlomba-lomba melahirkan, membesarkan, mendidik anak-anaknya untuk menjadi penjaga tanah suci yang sering kali dilupakan karena terlalu sibuk dengan diri sendiri

Mereka menangis bukan karena takut kelaparan
Mereka menangis bukan karena takut kedinginan
Mereka menangis bukan karena takut tak ada uang, tak terpandang, tak punya pengakuan
Mereka menangis bukan karena takut mati dalam penyiksaan

Tidak, sama sekali tidak

Tapi mereka menangis karena begitu cinta pada-Mu Ya Robb

Mereka rindu akan perjumpaan dengan-Mu

Mereka  rindu dengan Rasul-Mu, hingga berjuang dalam mempertahankan tanah suci itu demi agar tetap tegaklah dua kalimat suci itu,

Agar tetap ingatlah kami pada tempat pertama menunjukkan wajah dalam tiap bentangan sejadah
Apa jadinya jika mereka menyerah pada keadaan Ya Robb?

Mereka serahkan tanah itu untuk diduduki manusia yang Kau umpamakan kera dalam Al Quranul kariim

Habislah harapan kami

Tapi kenyataannya kami begitu egois

Cucuran darah mereka hampir habis membela Al Quds
Tapi berat sekali bagi kami mengeluarkan rupiah untuk mereka sekedar membeli roti atau selimut saat mereka diserang dingin

Cucuran darah mereka hampir habis mempertahankan kesucian jiwa dan raga
Tapi ringan sekali bagi kami menggadaikan kehormatan demi segenggam harta dan eksistensi

Cucuran darah mereka hampir mengering saat kami masih saja sibuk dengan urusan dunia yang tak pernah dapat untuk dikejar

Ya Robbi.. jika surga-Mu sempit tentu tak ada ruang bagi kami
Jelas sudah dipenuhi oleh mereka yang berjuang di tanah Palestina
Teguh merawat keimanan dan taqwanya dalam lingkaran penyergapan yang tiada henti

Jika surga-Mu sempit tentu tak ada sepetak untuk kami
Karena sudah terisi oleh para syuhada yang merengang nyawa sebab mempertahankan kehormatan agamanya

Dan siapalah kami,
Yang terkadang untuk mendoakan mereka saja masih sering lupa
Yang terkadang untuk menyiapkan beberapa rupiah dari titipanmu saja kami masih sering merasa berat

Dan hari ini, muhasabahlah diri lagi; selayak apa diri ini menghuni surga tempat bahagia yang hakiki?


Maharani Yas
Pekanbaru, 21 April 2018 
Aula Kantor Walikota Pekanbaru 
#KembaliKeTanahAir 
#GreatReturnMarch 
#FlashWritingForGaza 
#FLPWilayahRiau 



DONASI UNTUK RAKYAT PALESTINA 
BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEKANBARU 
A/N KNRP RIAU 
7047466614


0 Response to "Muhasabah Hari Ini "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel