Wanita berDAYA
Siang
itu, sabtu -2 April 2016, usai mengantar bekal untuk makan siang suami
tercinta, aku melanjutkan perjalanan menuju rumah salah seorang saudari untuk
memenuhi janji bertemu. Aku sudah pernah ke sana sebelumnya. Rute perjalan ke
sana pun begitu terekam dalam ingatku. Bersama pangeran kecilku yang sudah
tertidur dalam dekapan, aku menyusuri jalanan ibu kota bertuah ini dengan cukup
santai, tidak terburu-buru.
Saat
itu, pikiranku melayang. Terarah, betapa beruntungnya aku. Betapa tidak... aku
dan hidupku yang menapak ke usia 24 tahun, ternyata penuh dengan wanita-wanita
kuat dan berjasa membentuk diriku seperti saat ini.
Aku
teringat dengan wajah-wajah adik-adik di Poltekes Kemenses Riau, yang dengan
izin Allah, bisa kubersamai selama kurang lebih dua jam, dalam rangka kajian
keputrian bulanan Rohis HIMAZI (Himpunan Mahasiswa Gizi), pagi itu di hari yang
sama. Saat itu aku di undang oleh adik yang bernama Khusnul Khotimah, ia
merupakan Gubernur Mahasiswa di Poltekes Kemenses Riau tersebut.
Aku
berpesan kepada mereka, bahwa kita sebagai wanita, harus menjadi wanita yang
BerDAYA. Jangan hanya mengandalkan pandai berGAYA. Karena gaya tidak selamanya
menjadikan kita berdaya. Sebaliknya, jika berDAYA, seorang wanita pasti punya
GAYA.
BerDaya,
berasal dari kata DAYA yang diberi imbuhan ber-. Dalam kamus bahasa Indonesia
online, daya memiliki arti kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan
bertindak. Ketika diberi imbuhan ber-, maka berdaya memiliki arti berkekuatan;
berkemampuan; bertenaga; mempunyai akal (cara dsb) untuk mengatasi sesuatu.
Dengan kata lain, seorang wanita, harus mempunyai kemampuan dan kekuatan untuk
mengatasi sesuatu atau melakukan sesuatu untuk bisa survive dalam hidupnya.
Hal
ini pun sudah dicontohkan oleh para Sahabiah di masa Rasulullah Saw. Beberapa
wanita lainnya yang menjalani kehidupan mendampingi dakwah para nabi pun juga
punya konsep yang sama. Di dalam Al Quran, terdapat dua tokoh wanita yang
Dayanya diabadikan di dalam ayat-ayat cinta dari Allah Swt, yaitu Asiyah- istri
raja dzalim Fir’aun, dan Maryam, gadis suci yang diberi amanah seorang Musa as.
Itu
adalah sedikitnya dari sosok wanita yang berdaya di masa lalu.
Bagaimana
dengan masa kini?
Tak
bisa kita pungkiri bahwa ada bagian kekinian yang membuat para wanita
terpinggirkan. Banyak kasus kekerasan yang menjadikan wanita sebagai korban.
Tapi, juga begitu banyak wanita yang menunjukkan sisi keberdayaannya, yang
tentunya layak untuk kita jadikan teladan.
Namun,
sebaik-baik teladan adalah wanita-wanita yang sudah Allah janjikan syurga
untuknya, yaitu wanita-wanita terbaik yang namanya diabadikan dalam Al Qur’an
dan kisah-kisah teladan dimasa kenabian.
Merekalah
wanita-wanita terbaik.
Wanita-wanita
yang tak lemah oleh keadaan.
Wanita-wanita
yang mempunyai kekuatan berupa kekuatan kepercayaan kepada Allah Swt. Mereka
tak pernah putus harap. Mereka serahkan segalanya untuk Ia yang Maha punya
kekuatan. Mereka menunjukkan bagaimana caranya agar bisa menjalani tempaan
kehidupan ini, yaitu dengan menjalin ketergantungan kepada Allah Swt.
Ketika
kita bergantung kepada Allah Swt, maka yang terjadi pada diri kita adalah
keberdayaan. Karena Allah Swt akan menguatkan hamba-Nya yang bergantung
pada-Nya. Tapi jika kita justru menggantungkan harap kepada selain-Nya, maka
yang akan kita rasakan justru kelemahan.
Bergantung
pada manusia, hanya akan membuat kita kecewa..
Bengantung
pada benda akan membuat kita syirik kepada-Nya..
Tapi
jika bergantung pada-Nya, akan membuat kita sadar bahwa betapa beruntungnya
kita; memiliki-Nya...
0 Response to "Wanita berDAYA"
Posting Komentar