Me, My Self and I

Tadi malam, saya melihat acara talkshow di salah satu statiun TV swasta. Temanya adalah : Me, My Self and I. Saya jadi tertarik untuk menyalurkannya lewat tulisan sesuai dengan tema tersebut. Berkaitan dengan kemaren juga selepas subuh, saya dan lingkaran kecil, dimintai murobbiah untuk membuat rancangan proposal pernikahan. Disana ada bagian yang meminta kami untuk menuliskan karakter kami masing-masing. Dan di sinilah kebingungan itu melanda.

"Karakter ana gimana, ukh, kak, dek?" masing-masing kami melempar pertanyaan ke anggota liqo'an yang ada. Tapi kami semua pun jadi bingung sendiri :)

Dan saya teringat tentang karakter seseorang menurut golongan darah. Iseng search di google. Dan dari beberapa blog yang saya baca, rata-rata sih isinya sama. Saya copas salah satunya tentang yang menggambarkan karakter orang yang bergolongan darah A. Ya, golongan darah saya A.




Begini isinya :

Seseorang dengan jenis golongan darah A ini mempunyai sel darah merah yang mengandung antigen A. Orang dengan darah jenis ini secara umum memiliki kepala yang dingin, cenderung sabar dan juga tak banyak bicara. Ia juga seseorang yang serius dan cenderung cool. Si A ini juga kabarnya tegas dan bisa dipercaya. Biasanya, sebelum memulai sesuatu, seseorang dengan golongan darah A akan memikirkan semua hal secara matang. Mereka memang seorang perencana ulung yang melakukan semuanya secara sungguh-sungguh dan juga konsisten. Mereka suka tampil sewajarnya dan memberi apa yang mereka anggap ideal bagi diri mereka sendiri.

Untuk membaca karakter berdasarkan golongan darah si A ini lumayan sulit sebab mereka introvert. Mereka suka menyendiri dan membatasi campur tangan orang lain dalam urusan mereka. Jika dikorek lebih dalam, mereka yang bergolongan darah A ini sesungguhnya sangat rapuh juga lembek. Mereka mudah gugup. Hanya saja, mereka mampu menekan semua persaan tersebut sehingga yang tampil di luar justru hal yang sebaliknya. Dalam hal berargumen, si A ini cendrung keras dan sukar mengalah. Namun keras dan sukar mengalah tersebut tidak ditunjukkan dengan emosi melainkan dengan cara selektif memilih teman. Biasanya mereka hanya berteman dengan orang-orang dengan pemikiran yang sejalan dengannya.

Sedikir banyaknya, apa yang tertulis itu memang ada benarnya dengan karakter yang saya miliki. Tapi tak selamanya juga saya berkepala dingin, sabar dan banyak bicara. Terkadang juga sebaliknya. Tergantung kondisi hati juga sih :)

Serius dan cendrung cool. Ya.. ada benarnya juga :D
Tegas dan bisa dipercaya. Kata orang-orang terdekat siih begitu. Aamiin :')
Memikirkan semua hal secara matang atau sering di bilang Perfectionist. Ya.. ada beberapa yang mengatakan seperti itu. Terkadang, saya merasa ini adalah kekurangan saya. Karna banyak orang yang tak bisa menerima ini. Tapi selalu saya berusaha untuk menjadikan ini sebagai sebuah kelebihan. Merencanakan segalanya dengan matang. Karna bagi saya, gagal merencanakan, berarti merencanakan kegagalan.

Untuk membaca karakter berdasarkan golongan darah si A ini lumayan sulit sebab mereka introvert.

Kata Introvert sebenarnya jadi kata yang baru bagi saya. Karnanya saya mencari pengertian dari introvert itu sendiri. Ini hasil yang saya dapatkan :

Introvert pada dasarnya merujuk pada jenis kepribadian seseorang yang merupakan lawan dari ekstrovert. Jenis kepribadian introvert atau ekstrovert ini merujuk pada preferensi-preferensi yang dipilih oleh seseorang.  Sementara  preferensi – preferensi itu dipilih berdasarkan hal-hal yang terasa lebih nyaman untuk dilakukan atau dijalani. Dengan kata lain, kepribadian akan menentukan definisi kenyamanan. Nyaman bagi orang ekstrovert belum tentu nyaman bagi orang introvert.
introvert-extrovert-chart 

Introvert adalah orang yang berorientasi  ke ‘dalam’ diri mereka sendiri (inward thinking). Mereka tertarik pada dunia ide, pemikiran, dan konsep sehingga orang-orang  introvert sangat menyukai suasana tenang untuk menyendiri untuk berpikir ataupun beraktivitas.  Sumber energi mental mereka berasal dari proses ‘menyendiri’ ini sehingga bagi orang yang tidak mengerti, orang introvert terkadang disalah artikan sebagai pribadi yang anti sosial dan tertutup. Ketika orang introvert bersosialisasi dengan banyak orang, maka ‘stock’ energi mental  mereka perlahan-lahan akan berkurang dan ketika itu terjadi, maka mereka akan ‘mengisi ulang’ dirinya dengan menyendiri.  Banyak pemikir, seniman atau orang—orang hebat yang merupakan orang introvert. Nama-nama seperti Albert Einstein, Abraham Lincoln, Steven Spielberg, sampai businessman sekelas Bill Gates adalah contoh notable orang-orang introvert yang sukses dalam pekerjaan mereka.
introvert 
Introvert Perspective

Pada dasarnya, orang introvert juga suka bersosialisasi, namun mereka sudah merasa nyaman jika memiliki  1 atau 2 orang teman dekat karena bagi mereka yang terpenting bukanlah kuantitas teman yang  mereka miliki tetapi lebih kepada kualitas atau ‘kedalaman’ hubungan yang mereka bangun.
Dalam dunia kerja, orang introvert lebih cenderung bekerja secara sendiri atau dalam kelompok kecil yang tenang karena bagi mereka cara kerja seperti itu terasa kondusif.

Sedikit banyaknya, ada benarnya penjabaran di atas dengan diri saya. Saya memang lebih suka sendiri. Saya terkadang punya dunia sendiri untuk saya nikmati. Meskipun saya bukan orang yang sulit bergaul, tapi terkadang saya membutuhkan waktu untuk sendiri.

Mungkin karna ini pembawaan anak perempuan satu-satunya di keluarga saya. Tiga saudara saya adalah anak laki-laki, dan mereka adalah abang-abang saya. Saya bungsu dan anak perempuan satu-satunya. Belum lagi jarak usia saya yang jauh dengan mereka. Jarak saya dan abang terakhir saja 10 tahun. Jadi memang, saya lebih suka sendiri, apalagi jika mengerjakan sesuatu yang itu adalah passion saya.

Mereka suka menyendiri dan membatasi campur tangan orang lain dalam urusan mereka.

Hal itu ada benarnya. Saya lebih suka memendam perasaan saya. Dan bagi mereka yang bisa membuat saya dapat mengungkapkan perasaan saya, adalah orang yang sudah melalui seleksi dari diri saya sendiri. Artinya, saya tak mudah berbagi perasaan. Namun jika saya sudah percaya dengan seseorang sebagai tempat berbagi, maka hal itu akan berlangsung terus menerus. Namun, karna suatu kondisi, saya pernah dikecewakan oleh orang yang saya percayai untuk mengetahui perasaan saya, membuat saya semakin enggan untuk berbagi  apa yang saya rasakan. Ujung-ujungnya, saya hanya akan diam dan menyendiri. 

Itulah kenapa saya pernah mengatakan di twitter saya : Tidak ada teman berbagi kesedihan yang dapat diandalkan selain diri sendiri ..

Untuk berbagi kebahagian, memang bukan perkara sulit. Siapapun bahkan orang yang tidak kita kenal sekalipun, terkadang bisa menjadi tempat untuk berbagi kegembiraan. Tapi kalau kesedihan, setelah kejadian itu, saya akan memilih untuk bungkam.

Jika dikorek lebih dalam, mereka yang bergolongan darah A ini sesungguhnya sangat rapuh juga lembek. Mereka mudah gugup. Hanya saja, mereka mampu menekan semua persaan tersebut sehingga yang tampil di luar justru hal yang sebaliknya. It's true.

Banyak yang beranggapan saya kuat. Padahal itu adalah hasil dari kerapuhan saya. Karna rapuh saya tersebut lebih saya salurkan kepada diri sendiri. Hingga tak jarang ada yang berujar akan kekagumannya karna kelihaian saya dalam membohongi perasaan orang-orang disekeliling saya. Mereka berfikir saya kuat, padahal  tak selamanya begitu.

Dalam hal berargumen, si A ini cendrung keras dan sukar mengalah. Namun keras dan sukar mengalah tersebut tidak ditunjukkan dengan emosi melainkan dengan cara selektif memilih teman. Biasanya mereka hanya berteman dengan orang-orang dengan pemikiran yang sejalan dengannya. Ini juga benar, tapi tak selamanya.. Bukan berarti saya adalah orang yang tak dapat menghargai pendapat orang lain. Saya bisa menghargai pendapat orang lain, tapi tanpa meninggalkan apa yang menurut saya benar.

Dan saya paling malas untuk berdebat. Jadi jika ada apa-apa, saya lebih memilih diam. Terkecuali jika kondisi ruhiyah saya tidak baik. Jadi, jika ruhiyah saya sedang berada pada kondisi low, maka besar kemugkinan saya akan cendrung bersikap keras.

Itulah sedikit banyak penjabaran tentang diri saya.

Terkadang ada yang mengatakan saya kreatif. Tidak tahu dari mana mereka mengatakan itu, tapi ini dominan. Padahal saya pribadi tidak merasa bahwa saya kreatif, tapi yang semoga saja saya bisa seperti itu.

Pemalu. Mungkin lebih tepatnya penyegan. Asal katanya segan. Itulah saya.

Ngga gampang emosi?

Terkadang. Terkadang juga ngga.

Dan yang paling benar adalah, saya orangnya Moodyan.. Ketika mood saya tidak enak, saya lebih memilih diam dan menjauh dari keramaian.

Yah, apapun yang saya tuliskan, adalah dari perspektif saya sendiri. Tentu orang-orang yang mengenali saya seraca personal lebih tahu bagaimana saya sebenarnya. Saya bisa jadi orang yang Friendly, tapi juga bisa jadi orang yang menyendiri. Lebih memilih memendam perasaan, dan mengalihkannya ke hal-hal lain yang Insyaallah adalah hal yang positif.

Dan membaca buku sesuai dengan kondisi hati adalah tempat pelarian saya. Tempat yang paling privasi bagi saya adalah Kamar saya dan mengunci diri di dalamnya. Menangis adalah sarana paling ampuh bagi saya untuk mengekspresikan kesedihan ataupun kemarahan.

0 Response to "Me, My Self and I"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel