Catatan untuk Ayah..

Hari ini, tanggal 12 November 2014, ternyata setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Ayah Nasional. Kenapa saya tanyakan ternyata? Karna saya baru tahu, setelah membaca berbagai postingan di media sosial. Kuperkah saya? Atau “ngga banget” kah saya karna tidak tahu hal ini, whateverlah dengan itu, karna memang kenyataannya, Hari Ayah tidak sepopuler Hari Ibu yang diperingati tiap 22 Desember (alibi :D)
Saya tidak tahu asal mula kenapa hari ini diperingati sebagai Hari Ayah. Postingan ini pun bukan untuk menjabarkan hal itu. Hanya saja, ketika tengah berselancar di dunia maya, saya teringan sebuah catatan yang pernah saya posting di akun facebook saja, tempoe doeloe sekali. Catatan tentang Ayah, Papa, Abi, atau apapun itu panggilan untuk seorang yang mendampingi Ibu kita tercinta.
Catatan ini saya copas dari catatan seorang kakak, yang saya tahu juga di copas ulang dari sumbernya. Saya ingin mempostingnya ulang di blog saya yang apa adanya ini. Berharap, bagi yang membaca, bisa mendapat pencerahan bahwa sosok yang luar biasa dihidup kita tak hanya ibu, tapi juga ada ayah.
Selamat hari ayah..
Sile di simak catatannya 

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.....
Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.
Lalu bagaimana dengan Papa?
Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,
tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......
Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu...
Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya" ,
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda
dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.
Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"
Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
"Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".
Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja....
Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".
Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..
Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama....
Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia.... :')
Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?
"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"
Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena
memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa
Ketika kamu menjadi gadis dewasa....
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...
Papa harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?
Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".
Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.
Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...
Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"
Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.
Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Papa tahu.....
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya....
Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia....
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa....
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik....
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....
Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."
Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....
Papa telah menyelesaikan tugasnya....
Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..

Ya… itulah sisi lain dari Papa, Ayah, Abi, atau Abah kita yang sering kali terlupa..
:’)
Teruntuk Papa tercinta..
Hal yang paling ingin ku katakana adalah, Terimakasih untuk semua hal yang selama ini tlah engkau berikan padaku..
Kasih sayang, perhatian bahkan teguran kerasmu, tlah mengantarkan aku hingga sejauh ini..
Aku memang bukan gadis kecilmu lagi.. aku kini tlah menjadi wanita dewasa.. bahkan kini, aku akan menjadi seorang ibu..
Tapi, hadirmulah yang tlah menjadikanku seperti ini..
Maaf.. karna aku sering kali menyakiti hatimu..
Maaf.. pernah membuatmu begitu cemburu karna aku sibuk dengan masa remajaku..
Maaf juga.. aku pernah mengkhianatimu, walau engkau tak tahu itu..
Maaf untuk ketidakbisaanku menjadi gadis kecil yang manis seperti dulu..
Tapi aku tetaplah anak gadismu..
Meski kini tlah ada lelaki lain yang berbagi peran denganmu..
Tapi engkau tetaplah Papa.. Yang akan selalu aku banggakan..
Pa.. terimakasih.. untuk semua hal yang telah engkau berikan..
Engkau yang paling marah ketika aku terluka..
Tapi engkau yang paling lembut kala aku berduka..
Menguatkan.. sembari mengelus punggungku.. menenangkan..
Yang selalu ku ingat, namamu yang selalu ku panggil kala aku terbangun tengah malam.. karena mimpi buruk.. kala merasa takut.. atau kala panas tinggi menyerangku..
Pa.. terimakasih..
Karna telah memilihkan pendamping yang tepat untukku..
Terimakasih.. karna pilihanmu membuat aku nyaman walau tak lagi utuh berada di bawah lenganmu..
Pa.. ku ingat engkau berulang kali mengucap akad.. karena salah dalam lafaznya.. bukan karna engkau tak bisa.. tapi karna aku tahu sulit bagimu melepas aku, anak gadismu..
Tapi kini, Insyaallah.. bisa ku katakan, engkau telah memilihkan satu yang tepat untukku..
Pa.. di hari itu engkau menangis dan berkata, “Maaf ya nak.. Papa belum bisa ngasih apa-apa ke Rani..”
Ah.. pa..
Engkau telah memberikan segala yang ku butuh.. kasih sayangmu, kelembutanmu, ketegasanmu, kekuatanmu, keyakinanmu..
Engkau tlah memberikan segala yang aku butuhkan..
Tinggal bagaimana kini aku harus membalasnya?
Ah.. sampai kapan pun aku tak akan bisa membalas semua yang pernah engkau beri.. juga apa yang sudah di beri oleh ratumu untukku..
Pa.. terimakasih untuk semuanya :’)


0 Response to "Catatan untuk Ayah.. "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel