This the real us !

Apa yang ada dalam fikiranmu ketika melihat seorang muslimah yang berpakaian serba longgar lengkap dengan jilbab lebar dan panjang yang menutupi dada, di tambah lagi dengan kaos kaki yang menutupi kakinya?
Bisa jadi, engkau berfikir betapa sholehahnya kami..
Kami??
Iups… karna saya pun bagian dari mereka.
Kami yang biasa di panggil sebagai “akhwat”, atau sering juga disebut jilbaber, aktivis dakwah, dan sebagainya.

sebagian besar, menganggap kami adalah lulusan dari pesantren (anggapan ini biasanya muncul ketika kami baru bergabung di dalam universitas). Atau bagi masyarakat umum juga memandang begitu, lulusan pesantren atau mahasiswa Universitas islam.
Image yang pertama kali muncul ketika melihat kami biasanya adalah cap sholehah, lemah lembut, kalem, dan seperangkat image baik lainnya. Tak heran, apabila tetiba ada mereka yang begitu “shock” ketika melihat ada akhwat yang bersikap cablak, pecicilan (I hope you know what I mean), tegas dan beberapa image lainnya yang katanya tidak cocok dengan label akhwat itu sendiri.
terkadang, kami bersyukur jika diri ini dilekatkan dengan berbagai image baik seperti yang saya sebutkan di atas. Sering kami mengaamiinkan, bahkan berdoa semoga kami lebih baik dari pada apa yang sering disangkakan kepada kami.
Tapi, kami tetaplah manusia..
Kami tetaplah makhluk yang dititipkan oleh Allah sifat Alfa dan lupa.
Maka tak jarang juga ditemui ada sisi-sisi dari diri kami yang membuat orang berujar, “Akhwat kok gitu sih?!”
Bagaimana pun, kami tetaplah manusia..
Tulisan ini bukanlah untuk memberikan pembelaan diri terhadap diri kami sendiri. Atau lebih tepatnya terhadap diri saya pribadi.
Ini hanyalah semacam sebuah curahan hati seorang jilbaber, yang terkadang “jengah” juga dengan predikat “baik” atau harus menjadi baik, yang terkadang membuat kami kehilangan jati diri.
Bukan pula bahwa selama ini kami bersembunyi di balik lebarnya jilbab kami. Tidak.
it’s soo complicated!
Kami, atau mungkin saya, hanyalah manusia biasa. Pakaian longgar dan jilbab lebar ini bukanlah sesuatu yang ketika mulai kami kenakan, serta merta menjadikan kami layaknya malaikat. Pakaian longgar dan jilbab lebar ini hanyalah salah satu sarana kami untuk mengekang diri agar menjadi pribadi lebih baik lagi. Pakaian longgar dan jilbab lebar ini adalah usaha kami untuk mentaati perintah dari Allah Swt. Hanya itu.
karenanya, bukan berarti ketika pakaian itu kami kenakan, kami bisa langsung berubah menjadi layaknya bidadari syurga yang terbebas dari dosa.
Tidak.
kami juga sedang dalam tahap belajar, belajar dan terus belajar bagaimana caranya menjadi muslimah yang baik dan kaffah. Yang namanya belajar, tentu diperjalanan akan ada masanya kami melakukan kesalahan. Dan ketika kami melakukan kesalahan, alangkah bijaknya jika kami di nasehati, bukan pula di caci maki atau dijauhi.
karna sejatinya, kami adalah perempuan biasa..
kami juga tertawa, menangis, marah, diam dan segalanya. Kami sama saja dengan lainnya. Bisa melakukan kesalahan, baik kecil maupun besar. Karena kami bukan malaikat.
Namun, bukan berarti pakaian longgar dan jilbab lebar ini adalah topeng. Tak jarang kami mendengar orang-orang mengatakan kami munafik, pun sering kami dengar celetukan yang mengatakan kami “Sok suci!”, “sok alim”, dan sederetan kata-kata negative lainnya.
Ketika celetukan itu singgah ke telinga kami, kami tak mampu berbuat apa-apa. Hanya mampu mengelus dada, beristigfar, dan memohon perlindungan dari Allah Swt agar kami terhindar dari sifat-sifat tersebut, dan tak jarang, kami berterimakasih atas celetukan itu, karna itu merupakan sarana bagi kami untuk instrospeksi diri.
Sungguh, banyak hal dari sisi keislaman yang belum mampu kami kuasai. Maka, bantulah kami untuk itu. Dengan saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.
Semoga..
Tak ada diantara kita yang saling menyakiti, hingga kita dapat berkumpul dalam syurga-Nya.. nanti…

Teruntuk para muslimah yang hendak istiqomah di jalan dakwah
Tak perlu berkecil hati akan sayatan sayatan lidah yang singgah di telinga
Tak perlu pula mengurung diri dari sekitar hanya karna engkau di cap sok suci, sok alim dan sebagainya
Jangan pula menutup diri, hingga tak ada yang dapat engkau sentuh dengan dakwahmu
Tak perlu pula menjadi pribadi yang lain ketika engkau berusaha istiqomah dengan pakaian suci yang kini tlah engkau pilih menemani aktivitas keseharianmu
Tetaplah menjadi dirimu sendiri
Dengan tetap berpegang teguh pada batasan batasan syar’i
Menutup aurat dengan sempurna, menjaga tutur kata, menundukkan pandangan, dan sebagainya
Segala bentuk perilaku baik yang akan menghantar kita pada keridhoan-Nya
Ya.. hanya mengharap Keridhoan-Nya
Bukan untuk mendapat predikat sholehah dari sesama
Bukan bermaksud untuk memakai “topeng”, tentu saja
Sandarkan semua pada pandangan Allah saja
Selebihnya, biar Allah yang atur semua 
Tapi ingatlah, Uji dan Coba dari-Nya pasti ada
Karena kita tak akan dibiarkan berkata “aku beriman” tanpa adanya Uji Coba dari-Nya
Dan dengan itu kita akan tahu
Karena apa atau karena siapa kita berhijrah
Karena Dia-kah, atau karna dia?
Keep Istiqomah, saudariku..
Semoga kita dapat bersua lagi di Jannah
Aamiin Yaa Robbal’alamin


0 Response to "This the real us !"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel