Agen Minyak Tanah
“ Woiii,,, pengumuman penting…. “ kata Aan, sang ketua kelas, yang tengah berdiri di depan kelas. Berteriak-teriak layaknya penjual ikan di pasar ikan. Teriakannya membuat seisi kelas terdiam. Siswi yang lagi nyisir, berhenti nyisir. Siswa yang lagi makan, berhenti makan. Yang lagi nyapu berhenti nyapu. Bahkan si Mamad yang habis berlagi sekencang mungkin menuju kelas yang diam tadi tiba-tiba ngerem mendadak di ambang pintunya. Membuat ia berpijak hanya dengan satu kaki. Tapi dia tidak bisa menjaga keseimbangan. Akhirnya, “BUGHK!!!”. Alhasil, semua mata tertuju padanya dan WAKAKAKA…seisi kelas yang tadinya diam kini kembali ricuh dengan suara tertawaan.
Tapi tiba-tiba ada seorang gadis
melangkah menuju objek tertawaan. Yang didatangi jadi salting. Tapi dia harus
menguasai perasaan. Dengan ramah sang gadis tadi menyapa si Mamad.
“ Kamu nggak apa-apakan, Mad? “
tanya sang gadis.
“ Ng,,nggak apa-apa kok, Sin.
Makasih ya. “ jawab Mamad grogi menerima sapaan gadis manis baik hati seantero
kelas itu. Dibalas senyuman. Kelas kembali normal. Sang ketua kelas melanjutkan
pengumuman.
“ Ibuk Zahara nggak masuk hari ini.
Nggak tahu kenapa. Yang jelas beliau pesan kerjain latihan yang ada di halaman
102. “
“ Dikumpul nggak? “ tanya Oyon.
“ Ya iyalah bibir. Kalo nggak ngapai
dikerjain. “ ntah siapa yang nyeletuk. Oyon manyun. Penyebab ia dipanggil
bibir.
Suasana kelas agak tenang. Banyak diantara
mereka yang memenuhi amanah yang diberikan guru yang tidak masuk itu. Walaupun
ada yang malah nyantai, niatnya akan tinggal menyalin tugas orang yang sudah selesai,
namun itu tidak mempengaruhi ketenangan kelas. ( jangan dicontoh ! )
Tiba-tiba ada 4 orang cewek yang
ntah dari mana asalnya, masuk dengan gaya yang girly abis. Menuju satu meja
yang ada di urutan nomor tiga banjar ke tiga dari pintu masuk. Dengan agak
sinis mereka memandang si empunya tempad duduk.
“ Kamu yang namanya Sinta? “ tanya
cewek dengan bandana biru. Siska.
“ Iya. Ada apa, ya? “ jawab yang
ditanyaain.
“ Oh,,, jadi kamu orangnya. “ kata
yang pake bandana kuning. Tari.
“ Maksudnya. “ kata yang dimaksud.
“ Plis deh,,, nggak usah berlagak
polos. Kamu mau nyari agar-agar ya,,, eh,,, gara-gara sama kita-kita. “ kata si
tulalit. Yang pake bandana biru. Reisha.
“ Udah guys,,, nyantai aja dulu.
Kita main pelan-pelan aja. Nggak usah agresif. “ kata yang pake bandana merah.
Sang leader. Sandra.
“ Maaf semuanya. Kalian siapa ya ?
Ada keperluan apa? “ kata Sinta rada nggak sabar dengan tingkah keempat gadis
yang dikenal dengan The Beuty After flowers itu.
“ Wuis,,, emang cari gara-gara ini
orang. Kamu bilang kita-kita nggak sopan? Eh,,, kamu ntu yang nggak sopan.
Siapa yang ngizinin kamu markirin motor butut, jelek, kacangan kamu itu di area
parkir mobil aku, hah? “ kata Sandra dengan balas tidak suka sambil menunjuk
tempat parkiran yang ada jauh,,, di sebrang kelas yang sedang di datangi tamu tidak
diundang itu.
“ Kamu nggak tahu apah kalo tempat
itu khusus untuk mobil aku, hah? “ lanjutnya. Sinta yang merasa dipojokkan
berusaha tenang. Menghadapi singa betina sekolah seperti mereka ini perlu kepala
dingin.
“ Sory guys,,, aku pikir kalian
nggak punya hak ya untuk marah. Tempat parkir itu milik sekolah yang
diperuntukkan untuk siswa. Siapa saja. Termasuk aku. Jadi kamu nggak bisa seenaknya
ya. Betul teman-teman? “ kata Sinta meminta persetujuan ke teman-teman
sekelasnya.
“ BETULLL. “ kata anak-anak satu
kelas yang memang terkenal kekompakannya itu. Sinta tersenyum penuh arti. The
Beuty After Flowers gerah. Apalagi Sandra.
“ Helloww,,, kemana aja sih selama
ini? Nggak tahu ya kalo tempat itu memang dikhususkan untuk mobil aku. Papi aku
sudah membelinya. Khusus untuk mobil aku. “ kata Sandra ngarang dengan
marahnya. Tapi bukan Sinta namanya kalo nggak bisa mengatasi hal ini.
“ Kalo githu kasian yah kamu jadi
anak. Cuma mobil aja yang dibeliin lahan buat parkir, tapi anaknya nggak dibeliin
lahan buat teriak-teriak kayak orang gila kesetanan. Sepertinya lebih berharga
sebuah mobil deh dari pada anaknya sendiri. “
Sandra terdiam dengan perkataan Sinta
yang tajam itu.Dia tidak bisa bilang apa-apa lagi. Dengan menahan malu dan
marah, Sandra memberi kode kepada teman-temanya yang lain untuk pergi dari
tempat itu. Sinta tersenyum merasa senang. Walau dalam hati dia mengakui
kata-katanya begitu tajam. Ia beristigfar. Memohon ampun pada Sang Khalik. Tapi,
ini pelajaran yang nggak akan dilupakan oleh mereka, terutama Sandra. Tunggu aja waktunya!
YYY
Bel
pulang sekolah berbunyi. Semua siswa dan siswi SMA Lancang Kuning itu bergegas
meninggalkan rumah kedua mereka. Meraka sudah punya rencana masing-masing. Begitu
juga dengan The Beuty After Flowers yang dengan sabar menunggu seseorang. Membuntutinya.
Memasang mata tajam-tajam. Berharap tidak diketahui kehadiran mereka. Melewati
jalanan yang agak asing. Akhirnya sampai di depan rumah sederhana dengan cat
berwarna biru. Tanpa pagar. Memang sangat sederhana. Tapi bersih dan nyaman.
Yang diawasai memarkirkan motornya ke halaman samping. Menyalami laki-laki
paruh baya yang siap dengan geroknya. Berisi botol-botol dengan berliter-liter
minyak tanah. Lelaki itu kemudian menarik gerobaknya. Terlihat agak berat. Tapi
Sandra tersenyum ringan. Rasain
balasannya sekarang!!!
YYY
Keesokan paginya, anak-anak SMA
Lancang Kuning riuh melihat foto-foto yang tertempel tidak beraturan di
sepanjang koridor sekolah. Sinta yang baru datang ikut penasaran dengan hal
itu. Saat ia melihat,,, Astagfirullah, ayah!!! Spontan Sinta mencopot satu
persatu foto tersebut dengan menahan tangis. Ia menyayangkan orang yang tega
berbuat hal ini padanya. Bukannya ia takut jika dirinya dijadikan bahan
tertawaan, tapi ia tidak mau ayahnya yang di hina. Itu yang ia takutkan.
Dengan agak lemas dan letih, Sinta
berjalan menuju kelasnya. Duduk di tempat duduknya. Mendekap erat-erat foto-foto
yang telah ia copoti satu per satu. Berpikir sudah tidak ada lagi yang tersisa.
Tapi ia salah. Tiba-tiba, datang sorang guru berwajah anggun memasuki kelasnya.
“ Ada yang namanya Sinta? “ tanya beliau.
“ Saya buk. “ jawab Sinta lemas.
“ Bisa ikut ibuk sebentar ke ruangan
kepala sekolah. Ada yang ingin kepala sekolah sampaikan. “ kata ibu guru itu
lagi.
Dengan langkah gontai, Sinta
mengikuti guru tersebut hingga sampailah di depan ruangan kepala sekolah. Sinta
tahu ini pasti karena foto-foto tersebut. Tapi Sinta berusaha bersikap tenang.
Memang itu watak gadis berjilbab ini. Tidak gegabah.
Ibu guru yang memanggil Sinta tadi
mengetuk pintu ruang kepala sekolah dan meminta izin untuk masuk. Bapak kepala
sekolah mengizinkan Sinta dan Ibu guru tersebut untuk masuk dan mempersilahkan
mereka untuk duduk. Benar saja. Sinta diintrogasi mengenai foto-foto itu. Tapi
Sinta siap menghadapi masalah yang harus ia hadapi. Sinta siap menerima
konsekuensinya.
YYY
“ Hmm,,, lega rasanya udah ngasih
pelajaran ke anak kuli minyak itu. “ kata Sandra ketika mereka sedang dalam
perjalanan menuju rumah Sandra.
“ Iya nih, San. Ngeliat nggak wajah
ntu anak saat menanggalkan satu per satu foto-foto ayahnya. Panik banget. “
kata Siska.
“ Bener bener bener. Apalagi tadi
kan dia di panggil kepala sekolah gitu. Palingan kena skors. Haha. “ sambung Tari.
“ Tapi guys,,, kan kasihan,,, “ kata
Reisha yang terkadang agak melankolis.
“ Reisha…. “ kata yang lainnya
hampir berbarengan. Reisha manyun.
YYY
Keempat remaja itu masuk ke sebuah
rumah mewah bercat putih, dengan diselingin guyonan-guyonan hangat. Setibanya
di ruang keluarga, Sandra mendapati Papi dan Maminya tengah terlihat panik.
Mengetahui hal itu, Sandra langsung meminta ketiga temannya untuk duluan masuk
ke kamarnya. Kemudian Sandra mendekat ke arah papi dan maminya.
“Papi sudah pulang? “ tanyanya. Yang ditanya diam.
Sang mama memberi kode kepada Sandra untuk diam. Tapi Sandra malah makin
penasaran.
“ Ada apa, Mi? Kenapa Mami dan Papi
terlihat panik? “ tanya Sandra kali ini ke mamanya. Mereka tetap diam. Sandra
tidak sabar.
“ Pi?? “
“ Papi kehilangan tas papi, sayang.”
Kata papinya agak keras.
“ Kehilangan tas? Lalu, kenapa
semuanya terlihat panik? Apa yang ada dalam tas itu? “ tanyanya penasaran.
“ Di dalam tas itu ada surat-surat
penting, sayang. Semua berkas-berkas perusahaan ada di sana. Surat tanah rumah
kita ini juga di sana. Bahkan berkas-berkas proyek yang baru Papa menangkan
saat Papa keluar kota dua hari yang lalu pun ada di sana. Jika tas Papa di
temukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Habislah semuanya. Kita bisa
bangkut. “ terang papinya.
Mendengar itu Sandra seperti ditampar
keras-keras. Ia tidak bisa terima dengan semua ini. Ia tidak siap. Bagaimana
jadinya jika ia jatuh miskin. Sandra langsung terduduk lemas. Tidak tahu apa
yang harus ia lakukan. Sejak sadar akan hilangnya tas tersebut, papi Sandra
sudah mengerahkan semua bawahannya untuk mencari, tapi belum juga ditemukan.
Teman-teman Sandra yang memang dengan sengaja mendengar pembicaraan keluarga
itu, bergegas pulang. Karena mereka sadar, mereka hadir di saat yang tidak tepat.
Sandra terdiam dalam tangisnya.
Tiba-tiba handphone papinya yang
terletak di atas meja berbunyi.
“ Halo,, “ jawabnya.
“ Halo. Benar ini dengan Bapak Surya
Darma? “ jawab orang yang ada di sebrang sana.
“ Iya saya sendiri. Maaf, dengan siapa ini? “
“ Saya Abdullah pak. Saya ketua RW 5
di Kampong Tengah. Begini Pak bisakah Bapak datang ke kediaman saya. Ada hal
penting yang ingin saya sampaikan. “
“ Apa itu? “
“ Maaf Pak. Saya tidak bisa
memberitahukannya lewat telfon. Kurang sopan rasanya. Bagaimana jika Bapak
datang langsung ke sini. Alamatnya akan saya berikan. “
“ Baiklah. Saya akan segera ke sana.
“
YYY
“alhamdulillah. Terimakasih banyak,Pak.
Saya tidak tahu akan bagimana jadinya jika tas saya ini ada di tangan orang
yang tidak bertanggung jawab. “ kata pak Surya.
“ Bapak tidak perlu berterimakasih
kepada saya. Bukan saya yang menemukan tas Bapak ini. “
“ Jadi siapa,Pak? “
“ Beliau, namanya Pak Waluyo. Beliau
menemukannya di pingir jalan. Di dekat kedai barang harian di jalan sentosa.
Yang di persimpangan jalan sana. Barangkali, Bapak sempat singa ke sana. “
“ oh,,, iya. Saya baru ingat. Memang
saya singgah sebentar di sana. Ada yang ingin saya beli. Saya memang memegang
tas itu. Tapi dengan bawaan yang lain, jadi saya tidak ingat dengan tas ini.
Jadi, bisa kah saya di antar ke tempat beliau untuk berterima kasih, Pak? “
“ Bisa pak. Dengan senang hati.
Beliau memang terkenal dengan kejujurannya. Mari saya antarkan”
YYY
“ Sandra, bisakan hari ini kamu
pulang lebih cepat? “ kata papi saat sarapan pagi bersama Sandra dan istrinya
tercinta.
“ Yah,, Papi. Hari ini aku mau jalan
dengan yang lainnya. “ jawab Sandra malas.
“ Sayang,,, hari ini kita akan kedatangan
tamu istimewa. Beliau adalah orang yang mengembalikan tas Papi tanpa kurang
suatu apapun. Kita harus berterima kasih. Makanya Papi kamu mengundang mereka
untuk makan malam bersama kita malam ini. “ sambung mamanya.
“ Oh,,, okedeh kalo gitu. Gemana pun
Sandra juga mau berterima kasih dengan beliau. Ngomong-ngomong, beliau kesini
dengan siapa, Pi?”
“ Dengan istri dan dua anaknya. Yang
paling tua mungkin sebaya dengan kamu. “
“ oh ya? “
YYY
Malam itu langit cerah. Karena
mungkin dia tahu, akan ada perdamaian malam ini. Perdamaian antara manusia yang
bermusuhan. Disatu sisi, sebuah keluarga sedang bersiap untuk di kunjungi. Disisi
lain, satu keluarga bersiap-siap untuk mengunjungi. Beberapa saat kemudian,
terdengarlah bel berbunyi dari depan rumah mewah bercat putih tersebut. Seorang
gadis remana bergegas membuka pintu.
“ Selamat datang. “ katanya.
Astaga!!!
“ Benar ini rumah Bapak Surya Darma?
“ tanya lelaki paruh baya yang ada di hadapan gadis itu. Sandra.
“ Be,, benar Pak. Silahkan masuk. “
jawab Sandra kaget. Lelaki paruh baya itu tersenyum. Ia kemudian masuk. Disusul
dengan istrinya sepertinya, kemudian seorang anak laki-laki yang duduk di kursi
roda yang tengah di dorong oleh gadis seusianya. Sinta.
Mereka sama-sama kaget. Namun kali
ini bukan tatapan marah yang dihadirkan oleh mata indah Sandra. Tapi
penyesalan.
Semuanya berjalan ke ruang tengah.
Mami dan Papi Sandra telah menunggu. Mereka saling menyapa. Hangat. Kemudian
lanjut ke meja makan. Sandra dan Sinta hanya sedikit ikut berbicara. Mereka
sedikit salah tingkah. Kaku. Tapi tidak terbaca oleh seisi rumah.
Selesai makan malam, semua sibuk masing-masing.
Papi Sandra dengan ayah Sinta. Mami Sandra dengan ibu Sinta. Adik Sinta bermain
sendiri dengan Play Station kepunyaan Sandra. Sedangkan Sandra dan sinta?
“ Sin, maafin aku ya. “ kata Sandra
membuyarkan kebisuan mereka yang tengah duduk di taman belakang.
“ Maaf? Untuk kesalahan yang mana? “
“ Semuanya? “
“ Yang mana? Aku ngerasa kamu nggak
punya salah sama aku. “
“ Pertama, karena aku ngebentak-bentak
kamu waktu pagi itu. Masalah parkir. “
“ Oh,, iya. Sama-sama. Aku juga
minta maaf karena kata-kata aku. Kasar
ya? “
“ Nggak kok. Toh aku bohong kok soal
itu. “
“ Maksudnya? “
“ Ya, papi aku nggak pernah membeli
lahan itu untuk tempat parkir mobil aku. “
“ oh,,, “ Sinta tersenyum.
“ Trus masalah,, “ kalimat Sandra
terhenti.
“ Apa? “
“ Foto itu. “
“ Maksudnya? “
“ Aku yang nempelin foto-foto ayah
kamu itu. Karena waktu itu aku kesel banget sama kamu. Jadi ya aku khilaf. Tapi
kamu maukan maafin aku? “ kata Sandra berharap. Sinta terdiam. Sandra agak
takut.
“ Sin? “
“ Kamu nggak perlu minta maaf kok. “
“ Kenapa? “
“ Karena foto-foto itu membuat aku
mendapatkan beasiswa dari pihak sekolah. Hmm,, bukan beasiswa sih,, tapi salah
satu pihak sekolah mengangkat aku sebagai anak asuhnya. Jadi selama aku sekolah
di sana, biaya pendidikan aku akan di tangung beliau. Dengan syarat nilai aku
harus terus meningkat. Jadi kamu nggak perlu minta maaf. Justru aku yang harus
berterima kasih. Makasih ya, San.”
Bulan semakin tersenyum melihat
kehangatan dua keluarga itu. Semuanya terasa hangat. Tidak sampai di situ,
sebagai ucapan terima kasih, papi Sandra pun mengambil alih agen minyak tanah
tempat ayah Sinta bekerja. Alasannya karena pemilik agen yang lalu itu tidak
jujur. Ia sering mengurangi takaran minyak warga. Akibatnya warga jadi kesal
dan meminta persetujuan pak RT, RW, Lurah dan pemerintah setempat untuk
dipindah tangankan. Akhirnya, dipindah tangankan ke ayah Sinta, beliau juga sebagai
pengelolanya. Agen minyak tanah itu di beri nama “ Dunia Baru. “. Dunia baru
bagi Sinta dan Sandra yang kini bersahabat. Sahabat baik selamanya.
0 Response to "Agen Minyak Tanah "
Posting Komentar